Rabu, 28 Agustus 2013

Lambang BKC dan Artinya


 





Warna Lambang
  • Kuning, mengartikan Keyakinan akan ke-Agungan Tuhan
     
  • Putih, mengartikan Kebersihan/Kesucian Jiwa
     
  • Merah, mengartikan Keberanian
Pengertian Lambang :
  • Lingkaran, mengartikan Putaran Jiwa dan Pikiran dalam kehidupan yang harus penuh perhitungan
     
  • Lingkaran Putih, mengartikan Jiwa yang bersih/suci
     
  • Tulisan Praja Kshatrya Dharma, mengartikan Pembinaan setiap anggota BKC, untuk menjadi Pimpinan yang berjiwa Kshatrya dan Tanpa Pamrih
     
  • Tulisan kata-kana Karate, mengartikan bahwa Ajaran Ilmu Beladiri yang ditonjolkan adalah Karate

Sejarah BKC

Selayang Pandang BKC

BKC adalah singkatan dari Bandung Karate Club dan Bina Ksatria Cita pada pengertian yang sebenarnya, didirikan di Bandung pada tanggal 16 Juni 1966 oleh Iwa Rahadian Arsanata. Sejak tahun 1962, telah dirintis pendiriannya dengan nama Bandung Karate School for Self Defence. Gedung Mardisantosa yang terletak di Jalan Sunda No. 2 Bandung adalah tempat pertama BKC didirikan. Tercatat sebagai anggota pertama terdiri dari siswa-siswa Sekolah Guru Pendidikan Jasmani, SMAN Jalan Belitung, STMN I jalan Rajiman serta beberapa orang mahasiswa UNPAD dan ITB. Sejak tahun 1967 hingga tahun 1972 tempat latihan pindah ke pendopo sekolah Tinggi Olah raga Jalan Van Deventer Bandung.

Maksud dan Tujuan
BKC didirikan dengan maksud menghimpun pemuda, pelajar serta berbagai kalangan dalam pembinaan olah raga beladiri berdasarkan kekeluargaan hormat-menghormati serta saling mencintai antara satu dan sesamanya. Secara umum BKC bertujuan untuk membina setiap anggota menjadi Insan Beladiri yang Mandiri yang memahami makna hidup dan kehidupan. Sehingga pada akhirnya, ilmu yang diperolehnya dapat bermanfaat bagi kehidupannya di masyarakat. Setiap anggota BKC dituntut untuk mampu melaksanakan Tri Ratna Keanggotaan berdasarkan kiprahnya.

Dasar Pendidikan Beladiri di BKC
Sumber ajaran beladiri yang diajarkan di BKC sepenuhnya bersumberkan kepada Tuntunan Ajaran Jalaksana yang merupakan Ilmu Teturunan dari Pendiri Perguruan. Kemudian sumber ajaran ini disesuaikan dengan berbagai ajaran ilmu beladiri yang ada, Baik yang datang dari luar maupun dengan yang telah ada di Indonesia. Dalam hal ini BKC berprinsip, mana yang baik diambil dan mana yang buruk dibuang walaupun itu budaya bangsa terlebih yang datang dari luar.

Para Pimpinan BKC dari Tahun ke Tahun
Tercatat sebagai Ketua Umum BKC angkatan pertama Mardisantosa, yaitu Budiarjo, S.H. kemudian dari tahun 1968-1970 BKC dipimpin oleh Kolonel (Pur) H. Anwar Tamim. Dari tahun 1971-1972 Kolonel (Pur.) R. Oetje Djunjunan alm. Wali Kotamadya Bandung waktu itu berkenan menjadi Ketua Umum BKC, Selanjutnya dari tahun 1973-1980 kembali BKC dipimpin oleh H. Anwar Tamim. Dan dari tahun 1981-1982 dipimpin oleh Kolonel (Pur.) Saleh M. Yoenoes. Dari tahun 1983 hingga sekarang ini Ir.H. Awal Kusumah M.S (Putra dari H. Anwar Tamim) terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Besar BKC.

Kegiatan-Kegiatan
Sejak awal berdirinya, BKC telah berhasil menyusun program kegiatan yang terpadu sebagaimana layaknya perguruan yang sudah besar antara lain Ujian Kenaikan Tingkat, Penataran Kepelatihan, Latihan Lapangan di gunung, sungai dan pantai. Kejuaraan Intern serta pada tahun 1967, Pendiri Perguruan dilantik di Sukabumi oleh Ditjora (KONI sekarang) Jawa Barat sebagai Wakil Umum PORKI Jawa Barat (ibu Yusuf dari INKAI sebagai Ketua Umum). Kejurnas PORKI pertama diikuti, yaitu di Jakarta pada tahun 1971 kemudian di penghujung 1972 dalam Musyawarah Lembaga Aliran Karate di Jakarta yang dipimpin oleh Jendral Surono dan Widjojo Suyono, BKC dikukuhkan sebagai anggota FORKI. Dalam masalah kegiatan bentuk apapun yang dilaksanakan, BKC senantiasa berpedoman pada Dua Sesanti Perguruan: PRIBADI BUDI CIRI MANDIRI dan MANDIRI KHARSA PUJA WALAGRI.
Last Updated on Senin, 26 Januari 2009 15:11 

Sejarah Karate di Indonesia


Sejarah Karate Di Indonesia

 Karate masuk di Indonesia bukan dibawa oleh tentara Jepang melainkan oleh Mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang kembakli ke tanah air, setelah menyelesaikan pendidikannya di Jepang. Tahun 1963 beberapa Mahasiswa Indonesia antara lain: Baud AD Adikusumo, Karianto Djojonegoro, Mochtar Ruskan dan Ottoman Noh mendirikan Dojo di Jakarta. Mereka inilah yang mula-mula memperkenalkan karate (aliran Shoto-kan) di Indonesia, dan selanjutnya mereka membentuk wadah yang mereka namakan Persatuan Olahraga Karate Indonesia (PORKI) yang diresmikan tanggal 10 Maret 1964 di Jakarta.
Beberapa tahun kemudian berdatangan ex Mahasiswa Indonesia dari Jepang seperti Setyo Haryono (pendiri Gojukai), Anton Lesiangi, Sabeth Muchsin dan Chairul Taman yang turut mengembangkan karate di tanah air. Disamping ex Mahasiswa-mahasiswa tersebut di atas orang-orang Jepang yang datang ke Indonesia dalam rangka usaha telah pula ikut memberikan warna bagi perkembangan karate di Indonesia. Mereka-mereka ini antara lain: Matsusaki (Kushinryu-1966), Ishi (Gojuryu-1969), Hayashi (Shitoryu-1971) dan Oyama (Kyokushinkai-1967).
Karate ternyata memperoleh banyak penggemar, yang implementasinya terlihat muncul dari berbagai macam organisasi (Pengurus) karate, dengan berbagai aliran seperti yang dianut oleh masing-masing pendiri perguruan. Banyaknya perguruan karate dengan berbagai aliran menyebabkan terjadinya ketidak cocokan diantara para tokoh tersebut, sehingga menimbulkan perpecahan di dalam tubuh PORKI. Namun akhirnya dengan adanya kesepakatan dari para tokoh-tokoh karate untuk kembali bersatu dalam upaya mengembangkan karate di tanah air sehingga pada tahun 1972 hasil Kongres ke IV PORKI, terbentuklah satu wadah organisasi karate yang diberi nama Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI).
Sejak FORKI berdiri sampai dengan saat ini kepengurusan di tingkat Pusat yang dikenal dengan nama Pengurus Besar/PB. telah dipimpin oleh 6 orang Ketua Umum dan periodisasi kepengurusannyapun mengalama 3 kali perobahan masa periodisasi yaitu ; periode 5 tahun (ditetapkan pada Kongres tahun 1972 untuk kepengurusan periode tahun 1972 – 1977) periodisasi 3 tahun (ditetapkan pada kongres tahun 1997 untuk kepengurusan periode tahun 1997 – 1980) dan periodisasi 4 tahun ( Berlaku sejak kongres tahun 1980 sampai sekarang).
Adapun mereka-mereka yang pernah menjadi Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal (Umum) FORKI sejak tahun 1972 adalah sbb :
Periode/Masa Bakti
Ketua Umum
Sekretaris Jenderal/Umum
Keterangan
1972 – 1977
Widjojo Suyono
Otoman Nuh
Kongres IV PORKI/FORKI 1972 di Jakarta
1977 – 1980
S u m a d i
Rustam Ibrahim
Kongres V FORKI 1977 di Jakarta
1980 – 1984
Subhan Djajaatmadja
G.A. Pesik
Kongres VI FORKI 1980 di Jakarta
1984 – 1988
R u d i n i
Adam Saleh
Kongres VII FORKI 1984 di Bandar Lampung
1988 – 1992
R u d i n i
G.A. Pesik
Kongres VIII FORKI 1988 di Jakarta
1992 – 1996
R u d i n i
G.A. Pesik
Kongres IX 1992 di Jakarta (Diperpanjang sd 1997)
1997 – 2001
W i r a n t o
Drs. Hendardji -S,SH.
Kongres X FORKI 1997 di Caringin Bogor Jawa Barat
2001 – 2005
Luhut B. Pandjaitan, MPA.
Drs. Hendardji -S,SH.
Konres XI FORKI 2001 di Jakarta
2005 – 2009
Luhut B. Pandjaitan, MPA.
Drs. Hendardji -S,SH.
Kongres XII FORKI 2005 di Jakarta
PERGURUAN KARATE ANGGOTA FORKI
1. AMURA
2. BKC (Bandung Karate Club)
3. BLACK PANTHER KARATE INDONESIA
4. FUNAKOSHI
5. GABDIKA SHITORYU INDONESIA (Gabungan Beladiri Karate-Do Shitoryu)
6. GOJUKAI (Gojuryu Karate-Do Indonesia)
7. GOJU RYU ASS (Gojuryu Association)
8. GOKASI (Gojuryu Karate-Do Shinbukan Seluruh Indonesia)
9. INKADO (Indonesia Karate-Do)
10. INKAI (Institut Karate-Do Indonesia)
11. INKANAS (Intitut Karate-Do Nasional)
12. KALA HITAM
13. KANDAGA PRANA
14. KEI SHIN KAN
15. KKNSI (Kesatuan Karate-Do Naga Sakti Indonesia)
16. KKI (Kushin Ryu M. Karate-Do Indonesia)
17. KYOKUSHINKAI (Kyokushinkai Karate-Do Indonesia)
18. LEMKARI (Lembaga Karate-Do Indonesia)
19. PERKAINDO
20. PORBIKAWA
21. PORDIBYA
22. SHINDOKA
23. SHI ROI TE
24. TAKO INDONESIA
25. WADOKAI (Wadoryu Karate-Do Indonesia)
PB. FORKI beberapa kali mendapat kepercayaan menyelenggarakan even Internasional diantaranya :
1. Menjadi tuan rumah APUKO II tahun 1976 dilaksanakan di Jakarta.
2. Menjadi tuan rumah APUKO VII tahun 1987 dilaksanakan di Jakarta.
3. Menjadi tuan rumah APUKO Junior tahun 1991 dilaksanakan di Jakarta.
Disamping even-even tersebut PB. FORKI dipercayakan juga oleh KONI Pusat sebagai penyelenggara pertandingan karate pada even Sea Games dimana Indonesia menjadi tuan rumah yaitu masing-masing :
1. Sea Games XIV tahun 1987 di Jakarta.
2. Sea Games XIX tahun 1997 di Jakarta.
PB. FORKI pernah menggelar even Internasional diluar agenda resmi dari WKF dan AKF sebagai inisiatif sendiri dari PB. FORKI yaitu “ Indonesia Open Karate Tournamen “ yang dilaksanakan di Jakarta tahun 2002.

Senin, 26 Agustus 2013

Foto-Foto Kegiatan

 Bersama BKC Bogor

Bersama BKC bOgor

Waktu UKT 2012

Kejuaraan Intern Antar Dojo

Pengukuhan Sabuk Hitam BKC Tambelang

Bersama Sabuk Coklat BKC Sukatani

Latihan Alam BKC

Pengukuhan BKC Tambelang

Wajah-wajah Mengenaskan. hehehehe

Istirahat Ujian ( Narsis Dulu )..

Senior BKC Tambelang Angkatan ke 2

LatGab Karawang


Tata Gerak BKC



TATA GERAK BKC HASIL LKKP DI BANDUNG TAHUN 2012

1.      GERAKAN DASAR TANGAN

Kuda-Kuda Zenkutsu Dachi   
1.      Cudan Tsuki 2x Ditempat Tanpa suara
2.      Cudan Tsuki 2x Ditempat Bersuara

3.      Cudan Tsuki 2x Sambil Maju Tanpa suara
4.      Cudan Tsuki 2x Sambil Maju Bersuara

5.      Jodan Age Uke 2x Sambil Mundur Tanpa suara
6.      Jodan Age Uke 2x Sambil Mundur Bersuara

7.      Koma Kame 2x Sambil Maju Tanpa suara
8.      Koma Kame 2x Sambil Maju Bersuara

9.      Gedan Barai 2x Mundur Tanpa suara
10.  Gedan Barai 2x Mundur Bersuara

11.  Uraken 2x Maju Tanpa suara
12.  Uraken 2x Maju Bersuara

13.   Ude Uke 2x Mundur Tanpa suara
14.   Ude Uke 2x Mundur Bersuara

2.      GERAKAN GAB. TANGAN SEJENIS

1.      Cudan Tsuki + Koma Kame Maju Tanpa suara
2.      Cudan Tsuki + Koma Kame Maju Bersuara

3.      Cudan Tsuki + Jodan Age Uke Mundur Tanpa suara
4.      Cudan Tsuki + Jodan Age Uke Mundur Bersuara

5.      Koma Kame + Uraken Maju Tanpa suara
6.      Koma Kame + Uraken Maju Bersuara

7.      Cudan Tsuki + Gedan Barai Mundur Tanpa suara
8.      Cudan Tsuki + Gedan Barai Mundur Bersuara
9.      Jodan Tsuki + Tetsui Maju Tanpa suara
10.  Jodan Tsuki + Tetsui Maju Bersuara

11.  Jodan Tsuki + Ude Uke Mundur Tanpa suara
12.  Jodan Tsuki + Ude Uke Mundur Bersuara

3.       GABUNGAN TANGAN BERGANDA

1.      Jodan Uke  + Cudan Tsuki Maju Tanpa suara
2.      Gedan Barai + Koma Kame Maju Bersuara

3.      Jodan Uke + Cudan Tsuki Mundur Tanpa suara
4.      Gedan Barai + Koma Kame Mundur Bersuara

4.      GERAKAN DASAR KAKI


1.      Mae Geri Cudan Ditempat Tanpa suara
2.      Mae Geri Jodan Ditempat Bersuara

3.      Mawashi Geri Cudan Ditempat Tanpa suara
4.      Mawashi Geri Jodan Ditempat Bersuara

5.      Yoko Geri Cudan Ditempat Tanpa Suara
6.      Yoko Geri Jodan Ditempat Bersuara

7.      Kekome Geri Cudan Ditempat Tanpa suara
8.      Kekome Geri Jodan Ditempat Bersuara

9.      Ushiro Geri Cudan Ditempat Tanpa Suara
10.  Ushiro Geri Jodan Ditempat Bersuara

5.      GABUNGAN GERAKAN KAKI


1.      Mae Geri + Mawashi Geri
2.      Mae Geri + Kekome Geri
3.      Mae Geri + Ushiro Geri
4.      Mae Geri + Kekome + Ushiro Geri

6.      PERUBAHAN KUDA-KUDA NEKOASHI DACHI
1.      Mae Geri Patukan Cudan Ditempat Tanpa suara
2.      Mae Geri Patukan Jodan Ditempat Bersuara

3.      Mawashi Geri Patukan Cudan Ditempat Tanpa suara
4.      Mawashi Geri Patukan Jodan Ditemapat Bersuara

5.      Yoko Geri Patukan Cudan Ditempat Tanpa suara
6.      Yoko Geri Patukan Jodan Ditempat Bersuara.